Berita Trending

Berita Terbaru

Foto Hype

❌ Edu/Tech

September 2025: Deretan Film Indonesia Terbaru

FYP Media - Memasuki bulan September 2025, perfilman Indonesia kembali semarak dengan deretan film baru yang siap mengisi layar bioskop nasional. Beragam genre dihadirkan—mulai dari drama keluarga yang menyentuh hati, horor mistis yang mendebarkan, hingga komedi segar yang mengocok perut—menawarkan pilihan bagi berbagai selera penonton muda yang aktif dan kritis.

Salah satu film yang membuka bulan ini adalah Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah, yang dirilis pada 4 September. Film drama keluarga ini menggambarkan perjalanan Alin, dibintangi Amanda Rawles, yang terguncang setelah menemukan buku harian ibunya berisi memori masa muda penuh penyesalan dan harapan. Ketika beasiswa kedokterannya terancam batal, Alin terpaksa pulang dan merenungkan, apakah ibunya akan lebih bahagia jika tidak menikah dengan ayahnya.

Di tanggal yang sama, hadir Agape: The Unconditional Love, yang memadukan kisah delapan individu berbeda latar dalam nuansa haru dan religius di rumah sakit. Film ini sukses mengundang simpati dengan tema cinta dan harapan yang universal. Juga pada tanggal 4 September, genre horor dibawa oleh Menjelang Magrib 2: Wanita yang Dirantai, berlatar Hindia Belanda 1920-an, mempertemukan seorang dokter muda dengan tradisi lokal yang menyeramkan di desa terpencil.

Memasuki pertengahan bulan, pada 11 September tayang Mama: Pesan dari Neraka yang bercerita tentang Putri, seorang perempuan muda yang menerima pesan misterius dari nomor ibunya yang telah tiada—mengawali rangkaian kejadian menegangkan yang mengaburkan batas antara dunia nyata dan supranatural. Pada tanggal sama, muncul juga Gereja Setan, sebuah film horor lokal yang diangkat dari kisah nyata perjalanan iman komedian Mongol Stres, menceritakan Ribka yang terperangkap dalam ajaran sesat dan menghadapi kekuatan gelap di luar pemahamannya.

Lanjut ke akhir bulan, Dilanjutkan Salah Disudahi Perih tayang pada 25 September. Film bergenre romantis-komedi ini mengangkat kisah Alfa dan Darian, pasangan yang bercerai tapi dituntut keluarga untuk rujuk—meski pernikahan mereka sudah jatuh talak tiga—hingga muncul konflik baru yang mengundang tawa sekaligus empati. Pada tanggal yang sama juga tayang Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung, komedi horor yang menghadirkan Andre Taulany sebagai Kang Solah yang pulang kampung namun malah dikira makhluk gaib, diselingi episode absurd bersamaan dengan teror Nenek Gayung.

Tak hanya itu, tersedia juga komedi segar seperti Jadi Tuh Barang yang tayang sekitar 18–19 September—kisah Bonar, pria putus cinta yang mencoba jadi “pawang hujan” bersama sahabatnya dengan situasi ceria dan absurd. Tak kalah menarik, Perempuan Pembawa Sial, yang juga tayang sekitar 19 September, mengisahkan Mirah yang dibayangi kutukan hingga menjalin kisah baru dengan pemilik warung yang menolak menyerah padanya.

Selain film lokal, bioskop juga menghadirkan tontonan internasional. The Conjuring: Last Rites menjadi film pembuka bulan ini—rilis 3 September—mengakhiri saga paranormal Ed dan Lorraine Warren dengan nuansa horor klasik dan intens. Selain itu, animasi keluarga Gabby’s Dollhouse: The Movie menyusul pada 26 September dengan petualangan penuh warna untuk penonton muda.

Secara keseluruhan, September 2025 menghadirkan lebih dari 13 film yang tayang di bioskop Indonesia—menegaskan gairah industri film lokal yang makin kuat. Generasi muda dapat menikmati pilihan lengkap, dari kisah emosional, misteri supranatural, hingga komedi ringan dan keluarga, disajikan lewat sinematografi kekinian dan aktor-aktris berbakat. (ra)

06 Sep 2025

❌ Edu/Tech

Begadang Tiap Malam? Waspadai Risiko Obesitas dan Penyakit Jantung

Tidur bukan sekadar aktivitas istirahat yang sepele. Dalam dunia medis, tidur dianggap sebagai salah satu pilar penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Namun, di tengah gaya hidup modern yang serba cepat dan padat aktivitas, banyak orang yang justru mengabaikan kebutuhan tidur. Tak sedikit yang hanya tidur 3–5 jam per malam karena tuntutan pekerjaan, penggunaan gadget, atau gangguan tidur. Pertanyaannya, benarkah kurang tidur bisa menyebabkan obesitas dan penyakit jantung? Berikut penjelasan ilmiahnya.

Apa Itu Kurang Tidur?

Kurang tidur atau sleep deprivation adalah kondisi saat seseorang tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup sesuai kebutuhan biologis tubuh. Rata-rata orang dewasa membutuhkan 7–9 jam tidur per malam, sementara remaja bisa membutuhkan 8–10 jam. Jika seseorang terus-menerus kurang tidur, baik karena kesibukan maupun gangguan tidur seperti insomnia, maka berbagai sistem tubuh bisa terganggu.

Hubungan Kurang Tidur dengan Obesitas

Beberapa studi ilmiah telah menemukan kaitan kuat antara kurang tidur dengan peningkatan berat badan, bahkan hingga ke tahap obesitas. Ini disebabkan oleh beberapa mekanisme berikut:

  1. Gangguan Hormon Pengatur Nafsu Makan
    Kurang tidur menyebabkan ketidakseimbangan hormon ghrelin (hormon yang meningkatkan nafsu makan) dan leptin (hormon yang mengatur rasa kenyang). Saat tidur tidak cukup, produksi ghrelin meningkat sementara leptin menurun, yang membuat seseorang merasa lebih lapar dan makan lebih banyak dari biasanya.

  2. Peningkatan Hasrat Mengonsumsi Makanan Tinggi Kalori
    Orang yang kurang tidur cenderung memilih makanan tinggi gula dan lemak sebagai sumber energi cepat. Akibatnya, kalori harian meningkat tanpa disadari.

  3. Penurunan Aktivitas Fisik
    Rasa lelah akibat kurang tidur membuat seseorang enggan beraktivitas atau berolahraga. Aktivitas rendah ini turut memengaruhi pembakaran kalori harian dan menyebabkan penumpukan lemak.

  4. Stres dan Emotional Eating
    Kurang tidur juga meningkatkan produksi hormon stres kortisol, yang dapat memicu perilaku emotional eating — makan bukan karena lapar, tetapi karena stres atau cemas.

Kurang Tidur dan Risiko Penyakit Jantung

Tak hanya menyebabkan kegemukan, kurang tidur juga memiliki dampak serius terhadap kesehatan jantung. Berikut ini beberapa efek kurang tidur terhadap sistem kardiovaskular:

  1. Tekanan Darah Meningkat
    Saat tidur, tekanan darah secara alami menurun. Jika tidur terganggu atau tidak cukup, tubuh tidak mendapat waktu yang cukup untuk melakukan "penurunan tekanan darah" alami ini. Dalam jangka panjang, ini bisa memicu hipertensi (tekanan darah tinggi), yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.

  2. Peradangan Sistemik
    Tidur yang terganggu menyebabkan peningkatan marker peradangan dalam tubuh. Peradangan ini berkontribusi pada kerusakan dinding pembuluh darah, mempercepat proses aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah oleh plak), dan akhirnya meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke.

  3. Detak Jantung Tidak Stabil
    Kurang tidur dapat mengganggu sistem saraf otonom, yang berfungsi mengatur detak jantung. Akibatnya, ritme jantung bisa menjadi tidak stabil dan meningkatkan risiko aritmia jantung.

  4. Gangguan Metabolisme
    Kurang tidur menyebabkan resistensi insulin, yang bisa berujung pada diabetes tipe 2 — kondisi yang sangat erat kaitannya dengan penyakit jantung.

Siapa yang Paling Berisiko?

Kelompok berikut lebih rentan mengalami dampak serius dari kurang tidur:

  • Pekerja shift malam

  • Pelajar dan mahasiswa yang sering begadang

  • Ibu dengan bayi baru lahir

  • Penderita insomnia atau sleep apnea

  • Pengguna gadget berlebihan sebelum tidur

Cara Mencegah Dampak Buruk Kurang Tidur

Berikut beberapa tips agar kualitas tidur meningkat:

05 Aug 2025

❌ Edu/Tech

Jam Tangan Murah Berkualitas, Bikin Stylish Tanpa Kantong Jebol

FYP Media - Jam tangan bukan sekadar penunjuk waktu, melainkan juga aksesori penting yang mampu melengkapi penampilan. Bagi generasi muda, jam tangan sering menjadi bagian dari identitas diri sekaligus penunjang gaya sehari-hari. Kabar baiknya, kamu tidak perlu merogoh kocek dalam untuk tampil keren. Saat ini banyak pilihan jam tangan murah berkualitas yang tetap stylish, awet, dan nyaman dipakai.

Berikut adalah beberapa rekomendasi jam tangan murah berkualitas yang bisa kamu jadikan pilihan untuk menambah koleksi sekaligus mendukung penampilanmu.

1. Casio F91W

Jam tangan digital klasik ini sudah lama jadi favorit banyak orang. Casio F91W terkenal dengan desainnya yang sederhana, bobot ringan, serta daya tahan baterai yang bisa mencapai 7 tahun. Harganya sangat ramah di kantong, mulai dari Rp150 ribuan saja. Cocok untuk kamu yang suka gaya retro dan minimalis.

2. SKMEI Sport Watch

Bagi kamu yang aktif berolahraga, SKMEI menghadirkan jam tangan sport dengan fitur stopwatch, alarm, hingga lampu LED. Meski murah, materialnya cukup kokoh dan tahan air untuk aktivitas ringan. Dengan harga mulai dari Rp200 ribuan, jam tangan ini bisa jadi teman setia saat beraktivitas outdoor.

3. Q&Q Analog

Jika kamu mencari jam tangan analog dengan tampilan simpel namun tetap elegan, Q&Q bisa menjadi pilihan tepat. Brand ini menawarkan berbagai desain yang pas untuk gaya kasual maupun semi-formal. Harga jam tangan Q&Q sangat terjangkau, biasanya mulai dari Rp250 ribuan, namun tetap memberikan kesan premium.

4. Alexandre Christie Basic

Meskipun dikenal dengan jam tangan kelas menengah, Alexandre Christie juga punya seri basic yang ramah di kantong. Desainnya stylish, cocok untuk anak muda yang ingin tampil modern. Harganya mulai dari Rp500 ribuan, sedikit lebih mahal dari rekomendasi sebelumnya, tapi kualitasnya sepadan dengan desain elegan yang ditawarkan.

5. Digitec Digital Watch

Untuk kamu yang suka kegiatan luar ruangan, Digitec menghadirkan jam tangan digital yang tangguh dan tahan air. Desain sporty dengan fitur praktis seperti stopwatch dan alarm membuatnya cocok dipakai sehari-hari. Harga jam tangan Digitec cukup bervariasi, mulai dari Rp300 ribuan saja.

6. Geneva Fashion Watch

Jika kamu lebih mengutamakan gaya daripada fitur, jam tangan Geneva bisa jadi opsi terbaik. Brand ini menawarkan berbagai model jam tangan fashion dengan desain yang kekinian. Harganya pun sangat ramah, rata-rata mulai dari Rp100 ribuan saja. Cocok untuk dipadukan dengan outfit kasual hingga semi-formal. (ra)

04 Sep 2025

❌ Hukum & Politik

Presiden Trump Umumkan Tarif Baru, Ini 5 Dampak Negatif bagi RI

5 Dampak Negatif Tarif Impor AS terhadap Indonesia

  ❌ 1. Penurunan Daya Saing Produk Ekspor Indonesia di Pasar AS

Dengan diberlakukannya tarif impor sebesar 19%, produk-produk Indonesia yang masuk ke pasar Amerika akan mengalami kenaikan harga secara otomatis. Hal ini dapat membuat produk Indonesia kurang kompetitif dibandingkan dengan produk dari negara lain yang tidak dikenakan tarif tinggi.

➡ Dampaknya: Permintaan terhadap produk ekspor Indonesia di pasar AS bisa menurun, terutama pada sektor tekstil, furnitur, karet, dan produk manufaktur lainnya.

  ❌ 2. Ketergantungan Berlebihan pada Produk Amerika

Sebagai bagian dari kesepakatan, Indonesia diwajibkan membeli produk energi, pertanian, dan pesawat dari AS dengan nilai total mencapai lebih dari US\$20 miliar (sekitar Rp317 triliun). Hal ini dapat meningkatkan ketergantungan ekonomi Indonesia terhadap produk asing, khususnya dari AS.

➡ Dampaknya: Industri dalam negeri bisa tertekan karena kalah bersaing, dan peluang pengembangan produk lokal berkurang akibat dominasi barang impor dari Amerika.

  ❌ 3. Defisit Neraca Perdagangan Bisa Melebar

Dengan Indonesia harus membeli produk dari AS dalam jumlah besar, sementara ekspor Indonesia ke AS terhambat oleh tarif 19%, maka neraca perdagangan berpotensi mengalami defisit.

➡ Dampaknya: Posisi ekonomi Indonesia di mata global bisa melemah, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar bisa terpengaruh oleh ketidakseimbangan arus perdagangan ini.

  ❌ 4. Beban Tambahan bagi Pelaku Usaha Ekspor

Para eksportir Indonesia ke AS kini harus menghadapi beban tambahan berupa tarif masuk 19%, yang sebelumnya hanya 0–5%. Untuk bertahan, mereka mungkin perlu menurunkan margin keuntungan atau menanggung kerugian agar harga tetap kompetitif.

➡ Dampaknya: Banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang sebelumnya bergantung pada ekspor ke AS dapat mengalami penurunan pendapatan atau bahkan gulung tikar.

  ❌ 5. Kesepakatan Dinilai Timpang dan Berisiko Politik

Kesepakatan ini dinilai tidak berimbang, karena hanya menguntungkan pihak AS tanpa adanya imbal balik tarif nol persen dari Indonesia terhadap produk RI. Selain itu, fakta bahwa pengumuman hanya dilakukan oleh pihak AS tanpa klarifikasi resmi dari pemerintah Indonesia dapat memicu polemik dan tekanan politik di dalam negeri.

➡ Dampaknya: Kepercayaan publik terhadap pemerintah bisa terganggu, terutama jika isi kesepakatan dianggap merugikan kepentingan nasional atau tidak melalui proses transparan.

Kesepakatan dagang yang tampaknya dilakukan secara sepihak oleh AS ini memang mengandung potensi strategis, namun juga menyimpan risiko besar bagi Indonesia jika tidak diimbangi dengan strategi kebijakan dalam negeri yang jelas dan tegas.

17 Jul 2025

❌ Entertainment

Rekomendasi Kamera Mirrorless 2025 Cocok Semua Kalangan

Dalam beberapa tahun terakhir, kamera mirrorless semakin populer di kalangan pecinta fotografi. Dibanding DSLR, kamera mirrorless lebih ringan, ringkas, dan tetap mampu menghasilkan foto berkualitas tinggi. Tak heran, baik pemula maupun fotografer profesional banyak beralih ke jenis kamera ini.

Jika kamu sedang mencari kamera mirrorless untuk belajar fotografi atau meningkatkan kualitas hasil karya, berikut rekomendasi kamera mirrorless terbaik yang bisa jadi pilihan di tahun 2025.

1. Sony Alpha A6400

Sony Alpha A6400 dikenal sebagai kamera mirrorless yang ramah untuk pemula namun tetap tangguh. Autofocus cepat dan akurat membuatnya cocok untuk fotografi maupun videografi.

  • Resolusi: 24.2 MP APS-C

  • Fitur unggulan: Real-time Eye AF, 4K video recording

  • Cocok untuk: Pemula yang ingin belajar fotografi dan vlogging.

2. Canon EOS R10

Canon menghadirkan EOS R10 sebagai kamera mirrorless entry-level dengan performa unggul.

  • Resolusi: 24.2 MP APS-C

  • Fitur unggulan: Dual Pixel CMOS AF II, burst shooting hingga 15 fps

  • Cocok untuk: Mahasiswa, konten kreator, dan fotografer pemula yang ingin kamera ringkas dengan hasil tajam.

3. Fujifilm X-T5

Fujifilm X-T5 populer berkat desain klasik dan warna khas yang dihasilkan. Kamera ini lebih ditujukan untuk fotografer menengah hingga profesional.

  • Resolusi: 40.2 MP APS-C

  • Fitur unggulan: In-body image stabilization, rekaman 6.2K video

  • Cocok untuk: Fotografer kreatif yang menyukai warna film look dan detail tajam.

4. Nikon Z6 II

Nikon Z6 II menghadirkan kombinasi performa tinggi dan fleksibilitas. Cocok untuk fotografer profesional maupun videografer.

  • Resolusi: 24.5 MP Full-Frame

  • Fitur unggulan: Dual EXPEED 6 processor, 4K UHD video hingga 60 fps

  • Cocok untuk: Fotografer dan videografer profesional yang membutuhkan kualitas terbaik.

5. Panasonic Lumix GH6

Panasonic Lumix GH6 terkenal di kalangan videografer karena kemampuan rekaman video yang luar biasa.

  • Resolusi: 25.2 MP Micro Four Thirds

  • Fitur unggulan: Rekaman 5.7K 60p, sistem pendingin internal

  • Cocok untuk: Konten kreator, filmmaker, dan profesional di bidang videografi.

Tips Memilih Kamera Mirrorless yang Tepat

18 Sep 2025

Internasional

Virus Human Metapneumovirus (HMPV): 7 Fakta Penting yang Harus Anda Ketahui


1. Virus Human Metapneumovirus (HMPV) Bukan Virus BaruVirus

Human Metapneumovirus (HMPV) ditemukan pertama kali pada tahun 2001 dan telah beredar secara global. Di Indonesia sendiri, virus ini sudah pernah ditemukan dan kini kembali mencuat karena laporan kasus baru yang menyerang anak-anak. Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik karena virus ini bukan hal baru dalam dunia medis.

2. Gejala Virus Human Metapneumovirus (HMPV) Mirip Flu Biasa

HMPV menimbulkan gejala ringan hingga sedang seperti:

  • Batuk
  • Pilek
  • Demam
  • Sakit tenggorokan
  • Sesak napas ringan

Sebagian besar penderita pulih tanpa perawatan khusus. Namun, pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan imun lemah, infeksi dapat menyebabkan komplikasi saluran napas bawah.

3. Penularan Virus HMPV Cepat, Tapi Bisa Dicegah

Virus ini menyebar lewat droplet dari batuk atau bersin. Penularan lebih mudah terjadi di lingkungan padat atau ruangan tertutup. Pencegahannya meliputi seperti cuci tangan rutin, gunakan masker saat sakit, hindari kontak langsung dengan penderita, jaga daya tahan tubuh.

4. HMPV Bukan Penyebab Wabah di Tiongkok

Menkes Budi meluruskan isu yang menyebutkan HMPV sebagai penyebab lonjakan kasus di Tiongkok. Faktanya, virus utama yang meningkat di sana adalah influenza H1N1, sementara HMPV hanya menempati urutan ketiga dari sisi prevalensi.

5. HMPV Berbeda dengan COVID-19

HMPV bukan virus baru seperti SARS-CoV-2 (COVID-19), sehingga sistem imun manusia sudah mengenalnya lebih dulu. Gejala HMPV cenderung lebih ringan, dan tidak menimbulkan lonjakan kematian seperti pada awal pandemi COVID-19.

6. Langkah Kesehatan yang Direkomendasikan Kemenkes

Kementerian Kesehatan RI mengimbau masyarakat untuk tetap menjalankan pola hidup sehat. Protokol 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker) masih sangat efektif melawan HMPV. Jika Anda atau anak mengalami gejala pernapasan, segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat.

7. Tetap Waspada, Tidak Perlu Panik

Virus Human Metapneumovirus (HMPV) memang patut diwaspadai, terutama oleh kelompok rentan. Namun, masyarakat tidak perlu panik. Edukasi yang benar dan pola hidup bersih akan sangat membantu mencegah penularan. Pemerintah juga terus memantau dan memastikan penanganan dini bagi yang terinfeksi.


15 Jul 2025

❌ Lifestyle

Dibongkar! Fakta vs Mitos Kesehatan yang Sering Viral di TikTok dan Instagram

Di era digital saat ini, TikTok dan Instagram telah menjadi sumber utama informasi, termasuk di bidang kesehatan. Dari tips diet, skincare, hingga pengobatan alternatif—semuanya tersebar dengan cepat, bahkan bisa viral dalam hitungan jam. Sayangnya, tidak semua informasi yang beredar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Di sinilah letak tantangannya: bagaimana membedakan mana yang mitos dan mana yang fakta?

Bagi generasi muda yang lebih sering scrolling daripada membaca jurnal kesehatan, informasi yang menarik visualnya sering dianggap lebih benar daripada yang berbasis data. Padahal, penyebaran mitos bisa berbahaya dan menyesatkan, bahkan memicu risiko kesehatan jangka panjang.

1. Mitos: Air lemon di pagi hari bisa “membersihkan racun” dari tubuh

Video dengan tagar #lemonwater dan #detox bertebaran di TikTok, banyak yang mengklaim bahwa minum air lemon setiap pagi bisa menghilangkan racun dari tubuh dan menurunkan berat badan drastis.

Faktanya:

Tubuh manusia memiliki organ detoks alami, yaitu hati dan ginjal, yang bekerja 24 jam. Minum air lemon memang menyegarkan dan bisa membantu hidrasi, tetapi tidak ada bukti ilmiah kuat yang menyatakan bahwa lemon bisa “mengeluarkan racun” secara spesifik. Detoksifikasi bukanlah proses yang bisa dilakukan lewat satu jenis makanan atau minuman.

Air lemon baik untuk hidrasi, bukan untuk “menghilangkan racun”.

2. Mitos: Sunscreen hanya perlu dipakai kalau keluar rumah

Di Instagram, banyak influencer kecantikan yang memberi tips skincare, namun masih ada yang menyebut sunscreen hanya penting saat terkena sinar matahari langsung.

Faktanya:

Radiasi UVA—jenis sinar ultraviolet yang menyebabkan penuaan kulit dan bisa memicu kanker—dapat menembus kaca jendela dan awan. Artinya, meskipun Anda berada di dalam rumah atau mobil, paparan sinar UVA tetap terjadi.

Gunakan sunscreen setiap hari, bahkan saat mendung atau berada di dalam ruangan dengan cahaya alami.

3. Mitos: Berpuasa air (water fasting) selama beberapa hari bisa menyembuhkan penyakit

Tren ekstrem seperti water fasting (hanya minum air selama 3–7 hari) kerap dianggap ampuh untuk memperbaiki sel tubuh dan menyembuhkan penyakit kronis.

Faktanya:

Beberapa riset menunjukkan bahwa puasa intermiten (intermittent fasting) bisa berdampak positif bagi metabolisme, namun water fasting ekstrem berisiko menimbulkan dehidrasi, gangguan elektrolit, bahkan kerusakan organ jika dilakukan tanpa pengawasan medis. Tidak semua orang cocok menjalani metode ini, apalagi secara sembarangan.

Water fasting bukan jalan pintas penyembuhan. Berkonsultasilah ke dokter sebelum mencoba pola diet ekstrem.

4. Mitos: Teh herbal bisa menggantikan obat medis

Tagar seperti #herbalcure dan #naturalremedy banyak bermunculan di TikTok dan Reels, dengan klaim bahwa daun-daunan atau minuman herbal bisa menyembuhkan berbagai penyakit, bahkan kanker.

Faktanya:

Beberapa tanaman herbal memang memiliki sifat farmakologis, namun tidak bisa menggantikan pengobatan medis yang teruji klinis. Konsumsi herbal tanpa dosis dan pengawasan justru bisa berinteraksi negatif dengan obat yang sedang diminum, memperburuk kondisi, atau menimbulkan efek samping.

Herbal bisa menjadi pelengkap, bukan pengganti. Jangan tinggalkan pengobatan medis demi tren “alami”.

5. Mitos: Mengonsumsi suplemen vitamin C dosis tinggi bisa mencegah Covid-19

Di awal pandemi, banyak sekali konten viral yang mendorong konsumsi vitamin C dalam dosis tinggi untuk “menghindari” virus.

Faktanya:

Vitamin C memang berperan dalam menjaga sistem imun, tetapi tidak ada bukti bahwa mengonsumsi dalam jumlah berlebihan akan mencegah infeksi virus corona. Malah, dosis tinggi (di atas 2.000 mg/hari) bisa menyebabkan diare, batu ginjal, dan gangguan lambung.

Konsumsi vitamin C dalam dosis normal (75–90 mg/hari). Lebih banyak belum tentu lebih baik.

6. Mitos: Minum kopi bisa menyusutkan perut dan membakar lemak

Banyak influencer fitness membagikan “resep kopi pelangsing” dengan tambahan bahan seperti kayu manis, lemon, hingga mentega, dan mengklaim bisa mempercepat pembakaran lemak.

Faktanya:

Kafein memang bisa sedikit meningkatkan metabolisme, tetapi tidak secara signifikan membakar lemak tanpa didukung pola makan sehat dan olahraga. Tambahan bahan seperti mentega justru menambah kalori. Efeknya terhadap penurunan berat badan sangat kecil dan bersifat jangka pendek.

Kopi bukan pembakar lemak ajaib. Fokus pada pola makan dan aktivitas fisik.

7. Mitos: Menyikat gigi setelah makan langsung lebih sehat

Tren “oral care hacks” di Instagram sering kali menyarankan menyikat gigi langsung setelah makan agar mulut cepat bersih.

Faktanya:

Jika Anda baru saja makan makanan asam (seperti buah jeruk atau tomat), menyikat gigi langsung bisa merusak enamel gigi karena lapisan gigi sedang dalam kondisi lunak. Dokter gigi menyarankan menunggu minimal 30 menit sebelum menyikat gigi.

Bersihkan mulut dengan air atau berkumur dahulu, tunggu 30 menit sebelum menyikat.

8. Mitos: Semua produk “alami” pasti aman

Banyak brand di Instagram mempromosikan produk dengan label “natural”, “organik”, atau “tanpa bahan kimia” sebagai jaminan aman untuk kulit atau tubuh.

Faktanya:

Tidak semua bahan alami aman. Racun ular, jamur beracun, dan arsenik juga alami, tapi tentu tidak aman. Selain itu, istilah "alami" tidak selalu menjamin bahwa produk tersebut telah melalui uji dermatologis atau bebas alergen.

Fokus pada bukti uji keamanan, bukan sekadar label “alami”

9. Mitos: Diet ekstrem seperti “no carbs” adalah solusi terbaik untuk menurunkan berat badan

Tren diet ekstrem seperti keto, carnivore, atau diet nol karbohidrat sering mendapat banyak sorotan di TikTok, disertai dengan transformasi tubuh yang tampak meyakinkan.

Faktanya:

Setiap orang memiliki kebutuhan metabolisme yang berbeda. Menghilangkan seluruh karbohidrat bisa menyebabkan kelelahan, gangguan mood, dan konstipasi. Tubuh tetap membutuhkan karbohidrat kompleks sebagai sumber energi utama, terutama untuk otak.

Diet seimbang dan berkelanjutan lebih baik daripada diet ekstrem yang hanya viral sesaat.

Mengapa Mitos Kesehatan Mudah Viral?

Ada beberapa alasan mengapa informasi keliru seputar kesehatan cepat menyebar:

Visual yang menarik: Video pendek dengan efek transisi, musik, dan narasi yang emosional lebih mudah disukai dan dibagikan.

Bahasa yang sederhana: Mitos sering dikemas dalam istilah awam, sedangkan fakta ilmiah kadang sulit dicerna.

Testimoni pribadi: Banyak orang lebih percaya pada pengalaman individu daripada data dari jurnal medis.

FOMO (Fear of Missing Out): Ketika semua orang mencobanya, kita takut tertinggal tren.

Tips Membedakan Mitos dan Fakta Kesehatan di Media Sosial

Agar tidak terjebak informasi menyesatkan, berikut beberapa tips sederhana:

1. Periksa sumbernya – Apakah berasal dari dokter, ahli gizi, atau lembaga resmi?

2. Cek di situs kredibel – Misalnya WHO, CDC, Kemenkes RI, atau Mayo Clinic.

3. Waspadai klaim berlebihan – Jika terdengar “terlalu bagus untuk jadi kenyataan”, besar kemungkinan itu tidak benar.

4. Jangan langsung praktik – Simpan dulu, cari referensi lain, dan konsultasikan ke tenaga kesehatan.

Media sosial telah membuka pintu informasi selebar-lebarnya, namun juga membuka celah besar untuk penyebaran mitos kesehatan. TikTok dan Instagram bisa menjadi alat edukasi yang hebat jika digunakan dengan bijak, tapi juga bisa menjadi ladang hoaks jika kita tidak kritis. Menjadi sehat bukan hanya soal menjaga tubuh, tapi juga soal menjaga pikiran dari informasi keliru.

Ingat, tidak semua yang viral itu benar — dan tidak semua yang benar itu viral.

22 Jul 2025

❌ Edu/Tech

Minum Air Bersoda Terlalu Sering Bisa Berbahaya

FYP Media - Air bersoda sering menjadi pilihan banyak orang karena rasanya yang segar, terutama ketika disajikan dingin. Minuman ini memang terasa menyenangkan di lidah, apalagi jika dikonsumsi saat cuaca panas atau setelah beraktivitas. Namun, di balik kesegarannya, air bersoda menyimpan berbagai risiko kesehatan yang tidak boleh diremehkan.

Bagi generasi muda yang sering mengonsumsi minuman bersoda sebagai bagian dari gaya hidup, penting untuk memahami dampak buruknya. Kebiasaan ini, jika dibiarkan terus-menerus, bisa berpengaruh pada kesehatan jangka panjang.

1. Tinggi Kandungan Gula

Salah satu alasan utama mengapa air bersoda berbahaya adalah kandungan gulanya yang sangat tinggi. Satu kaleng minuman bersoda bisa mengandung hingga 7–10 sendok teh gula. Jumlah ini jauh melampaui batas konsumsi gula harian yang dianjurkan oleh WHO, yaitu sekitar 6 sendok teh untuk orang dewasa.

Asupan gula berlebih dapat menyebabkan kenaikan berat badan, meningkatkan risiko obesitas, hingga memicu penyakit kronis seperti diabetes tipe 2. Bagi anak muda yang aktif, konsumsi air bersoda berlebihan bisa mengganggu keseimbangan energi dan metabolisme tubuh.

2. Merusak Kesehatan Gigi

Air bersoda mengandung asam karbonat dan gula yang dapat merusak lapisan enamel gigi. Jika dikonsumsi terlalu sering, gigi menjadi lebih rentan berlubang, menguning, bahkan mengalami kerusakan permanen.

Efek ini bisa lebih cepat dirasakan jika kebiasaan minum soda tidak diimbangi dengan menjaga kebersihan mulut. Jadi, meskipun rasanya menyegarkan, air bersoda sebenarnya mempercepat kerusakan gigi.

3. Meningkatkan Risiko Obesitas

Minuman bersoda sering disebut sebagai “kalori kosong” karena hanya mengandung gula tinggi tanpa nutrisi penting. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan penumpukan lemak, terutama di area perut.

Bagi generasi muda, obesitas tidak hanya berdampak pada penampilan, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit serius seperti hipertensi, kolesterol tinggi, hingga gangguan jantung di usia muda.

4. Mengganggu Fungsi Ginjal

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman bersoda secara rutin dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal. Kandungan fosfat dalam soda bisa mengganggu keseimbangan mineral, sementara gula tinggi memicu kerja ginjal lebih berat untuk menyaring darah.

Jika dibiarkan, kebiasaan ini dapat memperburuk kesehatan ginjal dan memicu penyakit kronis.

5. Menyebabkan Ketergantungan

Air bersoda juga berpotensi membuat seseorang kecanduan. Rasa manis yang berlebihan dan efek menyegarkan dari karbonasi bisa memicu keinginan untuk mengonsumsinya terus-menerus.

Ketergantungan ini berbahaya karena tanpa sadar membuat tubuh terus menerima asupan gula berlebih. Akibatnya, risiko penyakit metabolik semakin meningkat.

6. Memicu Masalah Pencernaan

Kandungan karbonasi dalam minuman bersoda sering menyebabkan perut kembung, rasa tidak nyaman, hingga gangguan pencernaan. Bagi sebagian orang, konsumsi soda dapat memperparah kondisi maag atau asam lambung.

Selain itu, minuman ini dapat mengurangi nafsu makan sehat karena membuat perut terasa penuh sementara. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dari makanan bergizi.

7. Berisiko Terhadap Kesehatan Jantung

Konsumsi air bersoda berlebihan juga dikaitkan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung. Kandungan gula tinggi dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam darah dan memperburuk resistensi insulin.

Dalam jangka panjang, hal ini bisa memicu tekanan darah tinggi, peradangan, serta memperbesar kemungkinan terkena penyakit kardiovaskular.

Jika kamu sering mengonsumsi air bersoda, cobalah mulai beralih ke minuman yang lebih sehat. Air putih tetap menjadi pilihan terbaik untuk menjaga hidrasi tubuh. Jika ingin variasi rasa, kamu bisa mencoba infused water dengan potongan buah segar seperti lemon, stroberi, atau mentimun. Selain lebih sehat, infused water juga memberikan tambahan vitamin dan antioksidan. (ra)

14 Sep 2025

❌ Edu/Tech

Biar Gaji Nggak Habis, Coba 10 Cara Ini!

Pernah merasa gaji baru datang tapi tiba-tiba sudah habis sebelum akhir bulan? Tenang, kamu tidak sendirian. Banyak anak muda yang mengalami hal serupa karena belum punya strategi keuangan yang matang. Padahal, mengatur keuangan pribadi bukan hal rumit — asal tahu caranya. Dengan sedikit disiplin dan perencanaan, kamu bisa mengelola uang lebih bijak dan tetap “bernafas lega” di akhir bulan. Berikut 10 cara mengatur keuangan pribadi agar tidak bokek dan tetap stabil sepanjang bulan.

1. Catat Semua Pemasukan dan Pengeluaran

Langkah pertama untuk mengatur keuangan adalah tahu ke mana uangmu pergi. Catat setiap pengeluaran, sekecil apa pun itu — mulai dari kopi susu harian hingga langganan streaming. Kamu bisa menggunakan aplikasi seperti Money Lover atau Spendee agar lebih mudah melacak arus keuangan. Dengan mencatat, kamu akan sadar pengeluaran mana yang bisa ditekan dan mana yang benar-benar penting.

2. Buat Anggaran Bulanan yang Realistis

Setelah tahu pola pengeluaranmu, buat anggaran bulanan yang sesuai dengan kondisi keuangan. Gunakan rumus sederhana seperti 50-30-20: 50% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan atau investasi. Jangan terlalu ketat sampai membuatmu stres, tapi pastikan setiap pengeluaran punya batas yang jelas.

3. Pisahkan Rekening untuk Keperluan Berbeda

Agar keuangan lebih teratur, coba pisahkan rekening untuk kebutuhan harian, tabungan, dan dana darurat. Dengan begitu, kamu tidak akan tergoda menggunakan uang tabungan untuk keperluan yang tidak mendesak. Sistem ini juga membantu kamu melihat dengan jelas seberapa banyak uang yang benar-benar bisa digunakan tanpa mengganggu kebutuhan utama.

4. Utamakan Menabung di Awal, Bukan di Akhir

Kebanyakan orang menabung dari sisa uang setelah semua kebutuhan terpenuhi — dan hasilnya sering nihil. Ubah kebiasaan itu dengan menabung di awal, segera setelah menerima gaji. Anggap menabung sebagai “kewajiban bulanan” seperti bayar listrik atau sewa. Kamu bisa mengaktifkan fitur auto-debit agar tabungan otomatis terpotong setiap bulan tanpa perlu diingat lagi.

5. Kurangi Gaya Hidup Konsumtif

Tidak ada salahnya menikmati hidup, tapi bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Belajar menahan diri dari tren konsumtif seperti membeli barang yang tidak terlalu dibutuhkan hanya karena fear of missing out (FOMO). Sebelum membeli sesuatu, tanya pada diri sendiri: “Apakah ini kebutuhan atau sekadar keinginan sementara?” Langkah kecil ini bisa menyelamatkan saldo rekeningmu di akhir bulan.

6. Hindari Utang Konsumtif

Utang tidak selalu buruk, tapi yang perlu diwaspadai adalah utang konsumtif — seperti cicilan gadget, pakaian, atau gaya hidup yang sebenarnya tidak perlu. Jika memang harus berutang, pastikan untuk hal yang produktif seperti pendidikan atau modal usaha. Gunakan prinsip sederhana: jangan membeli sesuatu jika kamu tidak bisa membayarnya dua kali.

7. Siapkan Dana Darurat

Hidup penuh kejutan, dan tidak semua kejutan menyenangkan. Dana darurat berfungsi sebagai “penyelamat” saat hal tak terduga terjadi, seperti kehilangan pekerjaan, sakit, atau kebutuhan mendesak lainnya. Idealnya, dana darurat minimal setara dengan 3–6 bulan pengeluaran rutin. Kamu bisa mulai kecil — misalnya Rp100.000 per minggu — dan tingkatkan seiring waktu.

8. Mulai Berinvestasi Sejak Dini

Tabungan penting, tapi investasi bisa bantu uangmu berkembang lebih cepat. Pilih instrumen yang sesuai dengan profil risikomu, seperti reksa dana, emas, atau saham. Tidak perlu langsung besar; bahkan investasi kecil secara rutin bisa memberi hasil besar dalam jangka panjang. Prinsipnya sederhana: semakin cepat kamu mulai, semakin besar hasilnya nanti.

9. Evaluasi Keuangan Setiap Bulan

Setiap akhir bulan, luangkan waktu untuk mengevaluasi pengeluaranmu. Apakah kamu berhasil mengikuti anggaran? Apa yang perlu diperbaiki bulan depan? Evaluasi rutin ini akan membantu kamu memahami kebiasaan finansial dan menyesuaikannya dengan kondisi keuangan saat ini. Jangan lupa beri apresiasi pada diri sendiri ketika berhasil menabung atau menekan pengeluaran.

10. Tingkatkan Literasi Keuangan

Pengetahuan adalah investasi terbaik. Semakin kamu paham tentang cara kerja uang, semakin mudah mengelolanya. Luangkan waktu untuk membaca buku keuangan, mengikuti kelas online, atau menonton video edukatif tentang pengelolaan uang. Literasi keuangan yang baik membuat kamu lebih percaya diri dalam mengambil keputusan finansial dan menghindari kesalahan umum yang sering dialami anak muda. (R)

13 Oct 2025

❌ Edu/Tech

10 Inovasi Penelitian Farmasi yang Sedang Berkembang Pesat

Perkembangan dunia kesehatan mendorong bidang farmasi untuk terus berinovasi. Di Indonesia, penelitian farmasi tidak hanya berfokus pada obat kimia modern, tetapi juga pada pengembangan herbal, teknologi digital, hingga farmakogenomik. Tren ini menunjukkan bahwa farmasi memiliki peran besar dalam menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat yang semakin kompleks.

Berikut adalah 10 tren penelitian farmasi yang sedang berkembang di Indonesia.


1. Pengembangan Obat Herbal dan Fitofarmaka

Indonesia kaya dengan tanaman obat yang potensial. Penelitian farmasi kini banyak mengarah pada pengembangan obat herbal dan fitofarmaka dengan standar ilmiah agar dapat bersaing di pasar global.

2. Riset Vaksin Lokal

Pasca pandemi, kebutuhan akan vaksin semakin tinggi. Penelitian farmasi di Indonesia kini fokus pada pengembangan vaksin buatan dalam negeri agar lebih mandiri dan tidak bergantung pada impor.

3. Nanoteknologi untuk Sistem Penghantaran Obat

Nanoteknologi digunakan untuk membuat sistem penghantaran obat lebih efektif, sehingga obat bisa langsung bekerja di target sel tanpa merusak jaringan lain.

4. Farmakogenomik dan Obat Personalisasi

Tren penelitian ini menyesuaikan pengobatan dengan genetik pasien. Di Indonesia, riset ini mulai berkembang meski masih terbatas di universitas besar.

5. Digitalisasi Farmasi dan E-Health

Perkembangan aplikasi kesehatan dan farmasi digital menjadi tren baru. Mulai dari konsultasi farmasis online, resep digital, hingga layanan pengantaran obat berbasis aplikasi.

6. Riset Bioteknologi untuk Obat Baru

Bioteknologi menjadi andalan dalam menemukan obat baru, termasuk terapi berbasis protein, enzim, hingga sel punca. Penelitian ini banyak dilakukan di pusat riset dan perguruan tinggi.

7. Green Pharmacy

Kesadaran lingkungan mendorong riset farmasi yang lebih ramah lingkungan, mulai dari produksi obat dengan limbah minimal hingga penggunaan bahan baku berkelanjutan.

8. Uji Klinis Obat Generik dan Biosimilar

Untuk menekan biaya kesehatan, penelitian obat generik bermutu tinggi dan biosimilar semakin berkembang di Indonesia.

9. Drug Delivery Berbasis Smart Device

Penelitian terkini juga mencakup penggunaan perangkat pintar, seperti inhaler digital atau pompa insulin otomatis, yang terhubung dengan aplikasi kesehatan.

10. Edukasi dan Farmasi Komunitas

Selain riset obat, tren penelitian juga menyoroti peran farmasis dalam masyarakat, misalnya program edukasi penggunaan obat rasional untuk mengurangi risiko self-medication yang berlebihan. (ra)

03 Oct 2025

Video

Berita Lainnya